“Apabila keluar tiga orang diantara kamu, maka (hendaklah) dipilihnya dikalangan mereka seorang pemimpin (ketua).”
“Apa yang tidak sempurna sesuatu kewajipan itu, melainkan dengan melakukan sesuatu perkara itu, maka perkara itu turut menjadi wajib”
“Apabila keluar tiga orang diantara kamu, maka (hendaklah) dipilihnya dikalangan mereka seorang pemimpin (ketua).”
“Apa yang tidak sempurna sesuatu kewajipan itu, melainkan dengan melakukan sesuatu perkara itu, maka perkara itu turut menjadi wajib”
Posted by HAWARI ZAKARIA @AZAHARI 0 comments
Posted by HAWARI ZAKARIA @AZAHARI 0 comments
Posted by HAWARI ZAKARIA @AZAHARI 0 comments
Posted by HAWARI ZAKARIA @AZAHARI 0 comments
Kobaran Perang Hunain mulai reda, pasukan Muslim memperoleh kemenangan yang luar biasa, adalah harta rampasan mencapai enam ribu tawanan, dua puluh empat ribu Onta, empat puluh ribu domba lebih dan empat ribu uqiyah perak. Rasulullah yang mulia meminta para sahabat untuk terlebih dahulu mengumpulkan semua harta rampasan perang, niat Rasulullah hendak membagikan harta untuk orang-orang yang baru masuk Islam, guna melembutkan hati mereka terhadap dakwah ini.
Dipanggil oleh beliau Abu Sufyan bin Harb, salah seorang pemuka Mekah, diberikan kepadanya empat puluh uqiyah dan seratus Onta. Itu pun Abu Sufyan masih meminta lebih, dengan mengatakan," Bagaimana dengan anakku Yazid?", maka Rasulullah menambahkan kembali seratus Onta, tetapi itupun belum cukup, kembali Abu Sufyan berkata,"Bagaimana dengan anakku Mu'awiyah?", maka Rasulullah menambahkan pula seratus ekor lagi. Datang pada Rasulullah Hakim bin Hizam, salah seorang pemuka mekah, Rasulullah memberikan untuknya seratus ekor Onta, tapi Hakim pun meminta lagi, maka diberikan lagi seratus ekor Onta. Begitupun untuk pemuka Mekah lain seperti Shafwan bin Umayyah, senantiasa meminta lebih hingga tiga ratus ekor Onta. Niat Rasulullah memberikan harta kepada orang-orang yang baru masuk Islam dan lemah imannya, adalah supaya lembut hati mereka, bahagia dan tentram setelah diberikan sebagian dari pembendaharaan dunia.
Di lain pihak, adalah sekumpulan sahabat Rasulullah yang sama sekali tidak mendapatkan bagian dari harta rampasan Perang Hunain, sekalipun jasa-jasa mereka sungguh luar biasa, merekalah sahabat-sahabat Anshor, yang kesetiaan pada Rasulullah tidak bisa dipertanyakan lagi. Bukti kecintaan kaum Anshor, kepahlawanan, keberanian mereka dalam membela Rasulullah bukan cuma isapan jempol belaka, mereka lah yang berdiri pada perang Badar, tatkala jumlah hanya tida ratus orang melawan seribu musuh bersenjata lengkap. Tapi..entah bagaimana, sekian banyak Onta, Domba, Uqiyah perak tidak dibagikan sedikitpun untuk sahabat-sahabat Anshor.
Sahabat-sahabat Anshor sedikit berbisik dan kecewa terhadap pembagian harta yang dilakukan Rasulullah, kasak kusuk suara jeritan mereka pun perlahan-lahan tersebar, sehingga salah seorang Sahabat Rasulullah dari kaum Anshor, Sa'd bin Ubadah merasa harus mengatakan suara-suara kecewa para sahabat Anshor. Maka datanglah Sa'd bin Ubadah mengatakan pada Rasulullah," Wahai Rasulullah, adalah perasaan mengganjal dalam hati kaum Anshor, dimana melihat engkau membagikan harta kepada pemuka-pemuka Mekah, sedang kaum Anshor tidak mendapatkan sedikitpun", Rasulullah bertanya kembali,"Terus bagaimana dengan posisimu wahai Sa'd?", „Posisiku tidak lain bersama dengan kaum ku", Jawab Sa'd.
„Baiklah kalau demikian, tolong engkau kumpulkan kaum mu, aku hendak berbicara dengan mereka, adapun Muhajirin jangan mereka ikut serta", Rasulullah meminta.
Demikian dikumpulkan oleh Sa'd bin Ubadah para Sahabat Anshor, duduk mereka, sejenak tibalah Rasulullah, setelah memuji dan mengagungkan Allah, beliau berkata,"Wahai sekalian Anshor, ada suara yang aku dengar dari kalian, mengganjal perasaan kalian. Bukankah dulu aku datang, sementara kalian sesat lalu Allah memberikan petunjuk kepada kalian?, Bukankah dulu kalian miskin lalau Allah membuat kaya?, bukankah dahulu kalian bermusuhan, kini bersatu dalam damai?".
Menjawab Anshor,"Begitulah. Allah dan Rasul-Nya lebih murah hati dan lebih banyak karunianya."
„Lalu mengapa kalian tidak memenuhi seruanku wahai sekalian Anshor?", kembali Rasulullah menekankan, seakan sedih karena Anshor menyimpan perasaan kecewa terhadap keputusan beliau. Dan Rasulullah menambahkan, "Demi Allah, kalau kalian mau, sementara kalian bisa membenarkan dan dibenarkan, maka kalian bisa berkata,`Engkau datang kepada kami dalam keadaan didustakan, namun justru kami membenarkan engkau, dalam keadaan lemah dan kami yang menolong engkau, dalam keadaan terusir dan kamilah yang memberikan tempat bernaung`. Apakah di dalam hati kalian masih terbesit hasrat keduniaan, yang sesungguhnya dengan keduniaan itu aku hendak mengambil hati segolongan orang agar lembut hati mereka terhadap Islam, sedang keislaman kalian sudah aku percaya?", Rasulullah menyampaikan dengan penuh getir, sehingga sahabat-sahabat Anshor semakin tertunduk wajahnya. Beliau menambahkan, "Wahai sekalian Anshor, apakah tidak berkenan di hati kalian, orang-orang mekah pulang membawa domba dan Onta dari pembendaharaan dunia, sedang kalian kembali bersama Rasul Allah ke kampung kalian?.. Demi yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya, kalau bukan karena Hijrah, tentu aku termasuk orang-orang Anshar..", makin tertunduk wajah mereka, malu dan sedih, karena memiliki perasaan kecewa terhadap keputusan Rasulullah." Jika orang-orang menempuh suatu jalan di celah gunungm dan orang-orang Anshor menempuh celah gunung yang lain, tentu aku memilih jalan yang ditempuh orang-orang Anshor.
Ya Allah, Rahmatillah orang-orang Anshor, anak orang-orang Anshor dan cucu orang-orang Anshor", do'a Rasulullah untuk kaum Anshor.
Maka tidak satupun bisa menahan tangisannya, sesenggukan mereka Anshor, basah jenggot mereka oleh air mata, seraya berkata,"Kami ridho terhadap Rasulullah beserta pembagiannya" .
Ikhlas sudah hati kaum Anshor, dimana para pemuka dan orang mekah pulang membawa Onta, Domba dan harta dari pembendaharaan dunia, sedang mereka membawa pulang Rasulullah SAW. Onta, domba, harta akan lenyap sirna, tapi bandingkan dengan do'a Rasulullah kepada kaum Anshor, Rahmati kaum Anshor, Rahmati Anak Anshor, Rahmati cucu Anshor, akan kekal dalam Islam. Keikhlasan dan kerelaan para Pecinta Rasulullah ditulis dalam sejarah emas Islam dengan nama harum semerbak.
Kemudian tanyakan pada diri kita masing-masing, akan dimana kita berdiri apabila peristiwa seperti diatas terjadi dalam kehidupan nyata ini, jejak kaum manakah yang akan kita telusuri?, akankah sanggup kita menolak manis dunia apabila saat kritis itu tiba?, apabila hanya ada pilihan dikucilkan segolongan manusia atau ikut „nyebur" dalam permainan syahwat?ada juga sahabat2 kita kecewa dengan sahabat dan lari dari perjuanagan .
Maka marilah senantiasa berdo'a, Ya Allah tunjukkan kami jalan yang lurus.
Posted by HAWARI ZAKARIA @AZAHARI 0 comments
Ramai yang bertanya tindakan memboikot barangan yang
dikeluarkan dalam senarai penuh pemboikotan senarai
produk syarikat Yahudi samada relevan atau sebaliknya.
Ini adalah rentetan daripada ulasan beberapa tokoh
Ulamak Kontemporari yang menggesa Umat Islam seluruh
dunia memboikot produk-produk tersebut sebagai
sebahagian serangan balas terhadap keganasan yang
ditonjolkan Yahudi dan Amerika amnya. Di antara Ulamak
yang menyatakan demikian termasuklah Dr. Nasr Farid
Wasil (Bekas Mufti Mesir), Dr. Yusuf Al-Qaradawi dan
banyak lagi. Malah persoalan sekitar 'adakah perlu
kita memboikot?' 'kalau boikot kita orang Islam nak
beli produk apa?' ' Wajar ke kita boikot, apsal tak
boikot benda lain yang lebih besar?' dan pelbagai
persoalan lagi dilontarkan dalam isu boikot ini
seolah-olah menafikan tindakan memboikot
produk-produk keluaran syarikat Yahudi sebagai
sebahagian Jihad.
Dunia secara umumnya mengetahui apabila AS (Amerika
Syarikat) melancarkan serangan ke atas Afghanistan
gara-gara membalas dendam terhadap tragedi 11
September yang lalu, adalah satu serangan tanpa
perikemanusiaan. Sebuah kuasa besar dunia yang
menyerang sebuah negara yang antara termiskin di
dunia. Apapun Presidennya, George W. Bush menyifatkan
serangan tersebut sebagai tindakan berlatarkan
keadilan sejagat.
Ramai yang tidak tahu, Latar bumi Afganistan adalah
sebuah kawasan rantau Laut Caspia di mana Afghanistan
berada di kedudukan strategik yang mengandungi hampir
270 bilion tong minyak, lebih kurang 20 peratus
daripada simpanan minyak dunia. Ia juga mengandungi
665 kaki padu gas asli, iaitu hampir satu perlapan
daripada simpanan gas dunia.
Oleh itu dengan menyerang Afghanistan dan jika berjaya
mendirikan kerajaan dukungannya dan dibenarkan
menubuhkan pangkalan tenteranya di rantau tersebut,
Amerika boleh mewujudkan kerangka politik baru di
rantau tersebut yang juga dapat melebarkan kuasa
hegemoninya itu. Inilah antara tujuan sampingan
mengapa AS beria-ia menyerang Afganistan selain
gembar-gembur yang menyatakan tujuannya adalah untuk
menangkap cuma seorang 'pengganas' bernama Osama Bin
Laden, Pengasas pertubuhan Al-Qaeda.
Ada pendapat lain yang menyatakan tujuan AS menyerang
Afganistan adalah untuk memusnahkan gerakan Taliban
dan melenyapkan pusat-pusat latihan 'pengganas'. Namun
ini barangkali cuma salah satu tujuan bersifat politik
yang berselindung di sebalik tujuan ekonominya untuk
menguasai Afganistan dari segi kestrategikannya
sebagai pengeluar 'emas hitam'. Sebenarnya AS telah
lama menginginkan penguasaan minyak di Asia tengah.
Semenjak sebelum tercetusnya Perang Teluk lagi,
keinginannya untuk menguasai negara-negara Asia tengah
menonjol. Namun samada disedari atau tidak serangan AS
ke atas Iraq pada tahun 90-an dahulu adalah tindakan
tidak puas hatinya terhadap tindakan Iraq menyekat
industri minyak ke wilayahnya.
Minyak merupakan sumber paling penting bagi seluruh
dunia. Hanya dengan menyekat pengaliran industri
eksport minyak ke negara seumpama AS boleh melemahkan
ekonomi negaranya. Bayangkan apabila permintaan
ekonomi yang tinggi dengan penawaran yang sedikit,
sudah pasti menyebabkan kenaikan harga berlipat kali
ganda. Sedangkan kenaikan harga adalah sesuatu yang
merbahaya di dalam sesebuah negara yang mengamalkan
sistem Liberal seperti AS. Justeru, apabila Iraq
menyekat pengaliran industri minyaknya ke AS negara
itu mengalami krisis permintaan minyak yang teruk
sehingga menatijahkan penyerangannya ke atas Iraq
selain faktor-faktor sampingan.
Mungkin helah politik AS untuk menangkap pengganas di
Afganistan juga adalah tipu daya awalnya untuk
menguasai wilayah itu. Bayangkan andai AS berjaya
menakluki Afganistan, sudah tentu AS tidak akan
mengundurkan tenteranya supaya boleh didirikan
pengkalan dan menguasai sumber ekonomi negara itu.
Sedangkan dalam masa yang sama, Afganistan akan kekal
berstatus sebuah negara yang disarati ketegangan
sosial, politik, etnik dan agama serta dibelenggu oleh
kemiskinan. Apa yang akan AS usahakan untuk menjamu
penduduk Afganistan seusai penguasaannya terhadap
negara tersebut? Melainkan membiarkan kemiskinan
berterusan lantaran majoriti penduduknya adalah
beragama Islam.
Amat wajar dan bertepatanlah sekiranya kempen
memboikot produk-produk Yahudi itu semakin mendapat
sokongan dari semua umat Islam. Bayangkan dengan
memboikot produk-produk mereka memungkinkan melemahkan
ekonomi mereka. Apabila ekonomi mereka terjejas maka
peruntukan yang disalurkan untuk membeli kelengkapan
penyerangan dan penindasan terhadap negara-negara umat
Islam juga akan terjejas. Ironisnya, tindakan
memboikot produk-produk mereka adalah sebahagian dari
jihad.
Justeru tindakan memboikot produk-produk keluaran
Syarikat Yahudi dan AS adalah tindakan yang wajar.
Malah disokong pula dengan menyekat eksport minyak ke
negara itu adalah langkah yang memungkinkan
Negara-negara Umat Islam melumpuhkan ekonomi Yahudi
dan Amerika. Selama ini Islam seolah dipermainkan oleh
Kafir lantaran tidak berani menyatakan sesuatu
kebenaran. Apalah susah sangat untuk tidak berkunjung
ke KFC, Mc Donalds, Pizza Hut, Chicken Tikka, Arby's,
Kantis, Paradise dan Mc Burger yang dikenal pasti
cawangan perniagaan Yahudi. Selian itu minuman
bikarbonat keluaran Syarikat Coca-Cola, Fanta, Sprite
dan Pepsi juga antara yang disarankan. Kempen ini juga
merangkumi produk-produk keluaran Syarikat-syarikat
yang dikenalpasti milik Yahudi termasuk hampir
keseluruhan syarikat rokok. Buktikan sokongan kita
Umat Islam melalui agenda memboikot produk-produk
mereka. Kita yakin ini adalah sebahagian jihad yang
mampu dilaksanakan dengan gembelingan tenaga bersepadu
seluruh umat Islam.
Posted by HAWARI ZAKARIA @AZAHARI 0 comments
Terdapat satu fakta yang tidak dapat ditolak oleh sesiapa, iaitu Islam bukanlah perbuatan atau ciptaan manusia. Islam adalah dari Allah. Di antara sifat-sifat Allah ialah kebaikan serta kesempurnaan yang mutlak. Apabila Allah Ta’ala mengurniakan manusia sesuatu pemikiran kebaikan, maka Allah pastinya akan mengurniakannya secara Yang Maha Mulia, Maha Alim, Maha Berkhidmat dan Maha Berkuasa. Ini kerana Allah Ta’alalah Yang Maha Mencipta Seluruh Penghidupan termasuk manusia. Disebabkan ini apabila Allah menetapkan sesuatu undang-undang atau peraturan, pastinya lengkap dan tidak ada sesiapa yang boleh mengkritik atau menyelidik kembali, firman Allah dalam Surah al-Maidah, ayat 15-16
قد جاء كم من الله نور و كتب مبين يهدى به اتبع رضوانه سبل السلم ويخرجهم من الظامت الى النور باذنه ويهديهم الى صراط مستقيم
Maksudnya: “Sesungguhnya telah datang kepada kamu kitab (al-Quran) yang jelas nyata keterangannya. Dengan (al-Quran) itu Allah menunjukkan jalan-jalan keselamatan serta kesejahteraan kepada sesiapa yang mengikut keredhaanNya, dan (dengannya) Tuhan keluarkan mereka dari gelap-gelita (kufur) kepada cahaya (iman) yang terang-benderang dengan izin-Nya: dan (dengannya juga) Tuhan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus”.
KEPIMPINAN MENURUT ISLAM
Pengiktirafan Allah kepada kepimpinan manusia merupakan satu bentuk amanah. Maka kepercayaan untuk menguruskan alam ini perlulah difahami dan dilaksanakan sepenuhnya oleh insan muslim itu sendiri. Ini ditekankan oleh Sabda Rasulullah (s.a.w).
(( اذا خرج ثلاثة فى سفر فليأ مروا أحدهم ))
( رواه مسلم )
Maksudnya: “ Apabila tiga orang dari kamu keluar bermusafir, mesti melantik salah seorang dari kamu supaya menjadi pemimpin”.
Firman Allah :
Maksudnya : “ Sesungguhnya Aku (Allah) melantik manusia sebagai khalifah di atas muka bumi.
(al Baqarah : 30)
Khalifah ini dihuraikan oleh para ulama di dalam kitab-kitab mereka yang masyhur. Antaranya Ibnu Khaldun di dalam Al-Muqaddimah menyebut khilafah itu ialah “menggalang ganti kenabian (yakni selepas tidak ada lagi nabi) untuk memelihara agama (yakni Islam yang dibawa oleh semua nabi-nabi) dan mentadbir urusan dunia dengan agama”. Al-Mawardi dan Abul Ahkam Al-Farraq menyebut di dalam kitab mereka iaitu Al-Ahkam Al-Sulthoniah khilafah ialah “menegakkan agama dan mentadbir dunia”. Yang dimaksudkan menegakkan agama ialah agama Islam. Islam dengan makna menyerah diri kepada Allah, kerana semua alam adalah ciptaan Allah S.W.T.
Dalam sembahyang ada kita menyebut, ”Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam”. Alam di sini ialah makhluk yang terdiri daripada malaikat, burung-burung, tumbuh-tumbuhan bulan bintang dan sudah tentunya manusia juga tergolong dalam pengertian ini. Maka manusia mestilah menyerah diri kepada Allah, itulah Islam. Sebagai orang yang beriman wajib tunduk kepada segala hukum-hukum Allah, disebut di dalam Surah Al-Ahzab;
“Tidak harus bagi seseorang lelaki yang beriman dan seseorang perempuan yang beriman apabila Allah dan Rasulnya membuat suatu keputusan lalu dia mengambil keputusan yang lain”
Bagi melaksanakan urusan dunia dengan akal hanya perlu apabila ia tiada nas daripada Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad S.A.W. barulah dibenarkankan.
KEPENTINGAN DAN MATLAMAT
Kepentingan dan matlamat kepimpinan dalam Islam tidak dapat lari daripada matlamat dan tujuan penciptaan manusia iaitu sepertimana terdapat dalam Al-Quran ialah bertujuan untuk beribadat kepada Allah dan menjadi khalifah di dunia. Maka bagi memenuhi tujuan tersebut dapatlah kita ketahui kepentingan dan matlamat kepimpinan iaitu;
1) memakmurkan dunia dengan perlaksanaan syariat
Pengiktirafan manusia sebagai khalifah disertakan “peruntukan-peruntukan kuasa” yang tertentu menjadikan tugas pemimpin untuk melaksanakan syariat merupakan satu tuntutan yang pasti. Pemimpin wajib melaksanakan syariat Allah sepenuhnya, kerana dengan cara ini sahaja kemakmuran akan dapat dikecapi. Pemimpin mestilah yakin untuk mengaplikasi saranan-saranan Islam kerana ianya dijamin oleh Allah sebagaimana firmannya :
Maksudnya : Sesungguhnya agama (yang diterima) di sisi Allah adalah Islam
(al Imran : 19)
2) menyambung tugas rasul
Ketetapan bahawa Rasulullah merupakan utusan terakhir menegaskan tiada lagi pemimpin umat bertaraf rasul yag akan dibangkitkan hinggalah kebangkitan semula Nabi Isa, sedangkan tugas menegakkan syariat Allah merupakan kewajipan sepanjang zaman. Oleh itu, perlulah wujud pemimpin di kalangan manusia itu sendiri untuk mengambil peranan baginda. Pemimpin yang dimaksudkan adalah pemimpin yang benar-benar berkelayakan dan bertaraf ulamak. Diiktiraf dan dia sendiri menerima wala’ daripada orang di bawah pimpinannya.
3) bukti kepatuhan kepada Allah
Setelah berjaya merealisasikan kedua-dua matlamat utama di atas secara tidak lansung terbuktilah kepatuhan insan muslim kepada Allah, yang dipelopori oleh pemimpin-pemimpin yang berteraskan tauhid yang kukuh dan amalan yang benar. Masyarakat akan dibimbing supaya sentiasa taat kepada Allah dalam amalan seharian mereka dan mereka senantiasa diingatkan oleh pemimpin mereka agar sentiasa berlumba-lumba mencari keredhaan Allah.
4) kemaslahatan ummah
Kepimpinan yang wujud bertanggungjawab untuk memastikan hak-hak semua pihak terpelihara. Apabila keadaan ini dapat direalisasikan maka nasib ummat akan terbela dan maslahah akan terjaga. Ini adalah berdasarkan konsep keadilan di dalam Islam yang menuju ke arah keamanan sejagat dan kesejahteraan bersama.
KEPIMPINAN MENURUT IMAM AL-GHAZALI
Dr. Klod George (1968) dalam bukunya “Tarikh al-Fikri al-Idari” (Sejarah Pemikiran Pentadbriran) memuji al-Ghazali beserta kitabnya dan menyifatkan kandungannya sebagai panduan serta nasihat kepimpinan pengurusan dan pentadbiran yang penuh hikmah (sage managarial advice), usul-usul keadilan serta keinsafan yang sepuluh berasaskan keimanan dan bercabang darinya. Di antara kandungannya ialah:
“Ketahuilah wahai Sultan (pemerintah/pentadbir) bahawa segala apa yang dalam hati manusia dari makrifat atau kepercayaan merupakan asal iman. Dan apa yang dilakukan oleh anggota-anggotanya (yang tujuh) dari ketaatan serta keadilan, merupakan cabang iman. Jadi jika cabang itu layu (tidak cergas) boleh menunjukkan kelemahan harapan, ia sesungguhnya tidak akan kekal apabila tiba waktu kematian, usaha dan amalan badan melambangkan keimanan hati. Perbuatan atau kelakuan dan menunaikan fardhu-fardhu terbahagi kepada dua bahagian: Pertama: menunaikan haji, zakat, menjauhkan dari meminum arak atau melakukan perkara haram, yakni perkara-perkara di antara kamu dan Allah. Yang kedua pula ialah perkara-perkara di antara kamu dan manusia iaitu keadilan di antara rakyat dan memberhentikan kezaliman.
“Asas utama untuk melaksanakan perkara ini ialah mengerjakan segala perintah Allah serta menjauhkan segala larangan-Nya. Di samping melakukan apa yang patut berlaku jika terdapat pemerintah yang lain dan kamu sebagai rakyat di bawahnya (lakukan segala apa yang diredhai oleh rakyat). Dan ketahuilah bahawa segala apa yang di antara kamu dan Allah, sesungguhnya kemaafan –Nya amat dekat. Tetapi segala apa yang ada di antara kamu dan manusia tidak ada kepastian mendapat kemaafan. Jadi ia merupakan bahaya yang serius pada hari kiamat kelak. Tidak ada mana-mana raja yang boleh selamat kecuali raja yang adil dan insaf serta mengetahui bagaimana mendapat kemaafan pada hari kiamat kelak”.
Inilah asas akidah bagi kaedah-kaedah serta keinsafan menurut al-Ghazali.
KESIMPULAN
Kepimpinan dalam Islam adalah kepimpinan yang beriman dengan matlamat dan berpegang teguh dengannya, boleh memuaskan hati para pengikut secara contoh teladan dari pihak pemimpin yang berjuang serta berazam untuk mencapai matlamat kumpulan. Contoh yang paling mulia ialah Rasulullah SAW, tanpa mengeluh atau mengundur. Dan juga perjuangan Abu Bakar as-Siddiq r.a bagi menyebarkan dakwah Islamiyah dan memerangi orang yang kembali kufur selepas kematian Rasulullah SAW (para Murtaddin). Maka apakah perlu kita berasa bongkak dengan mengatakan kita tidak perlu kepada Allah kerana kita mampu lakukan segalanya. Ketahuilah! Ketetapan daripada Allah inilah yang perlu kita patuhi kerana manusia hanya mampu lakukan sesuatu jika dikurniakan oleh Allah sahaja. Firman Allah dalam Surah al-Isra’ ayat 85:
وما اوتيتم من العلم الا قليلا
Maksudnya: “ Dan kamu tidak diberikan ilmu pengetahuan melainkan sedikit sahaja”.
Posted by HAWARI ZAKARIA @AZAHARI 0 comments
Posted by HAWARI ZAKARIA @AZAHARI 3 comments
![]() |
Posted by HAWARI ZAKARIA @AZAHARI 0 comments